Inilah 6 Lagu Extreme Moshpit

Kalau kamu nonton konser metal atau gigs metal yang menampilkan band-band indie metal yang keren abis, pastinya kamu pengen banget berbaur dengan penonton yang lain sambil menggila bareng. Tapi, nggak afdol banget rasanya kalau kamu nonton konser metal dan nggak moshing!

Lantunan musik metal dengan drum cepat dan gitar yang bikin telinga kita “panas” pastinya membuat kita pengen banyak gerak, kan! Nah, HAI punya rekomendasi nih tentang 5 lagu metal yang pastinya bisa bikin kamu moshing!

Simak informasinya di bawah ini, ya!

Rekomendasi Lagu Moshing

1. DeadSquad

Salah satu lagu yang terdapat di album pertama Deadsquad bertajuk Horror Vision yang dirilis pada 2009 oleh Rottrevore records. Hits keluaran hk yang melejitkan nama DeadSquad ini digodok oleh formasi awal DeadSquad yang masih dipersenjatai oleh Andyan Gorust, Bonny Sidhartha serta Coki Bollemeyer yang kini tak lagi berada dalam tubuh DeadSquad.

Melalui lagu ini, DeadSquad menegaskan jati dirinya sebagai unit Progressive Death Metal yang memberikan warna berbeda dalam scene Death Metal. Kiranya keberadaan breakdown nan Jazzy pada detik ke 30 lagu ini membuat lagu ini lebih ikonik. Sebuah keputusan tepat yang membuat lagu ini tetap melejit dan jadi andalan dalam setiap set DeadSquad.

2. Seringai 

Sebagaimana yang khalayak telah pahami, dalam setiap lagunya Seringai tidak sekadar bernyanyi dan berteriak. Lirik-lirik tegas yang tulis oleh Arian serupa Khotbah yang mampu membakar gairah para Serigala Militia. Hal ini jelas terasa betul pada nomor Mengadili Presepsi. Sebagai nomor andalan, pekikan “Individu, Individu Merdeka” merupakan ikon penting dalam setiap pertunjukan mereka.

Mengadili Presepsi terangkum dalam album Serigala Militia yang diriliskan pada 2007. Riffing-riffing “berat” dari Ricky Siahaanmembuat lagu ini terasa menjadi lebih “berkobar” seakan “membakar” isu sosial yang juga mulai naik lagi ke permukaan perihal toleransi di Indonesia.

3. Jasad

Diantara petuah-petuah berbahasa asing, Jasad menyisipkan pesan pada satu-satunya lagu berbahasa Sunda berjudul Getih Jang Getih dalam album Annihilate the Enemy yang dirilis pada 2005. Lagu ini memiliki nilai lebih karena menjadi cikal-bakal gerakan Sundanese Death Metal yang kental mewarnai Jasad. Sebelum mulai memasukkan unsur-unsur seperti aksara sunda hingga pakaian pangsi, penggunaan lirik berbahasa sunda menjadi gerbang dari peleburan budaya ini.

Man yang sebenarnya bisa dikatakan sebagai personil paling bungsu di Jasad pada saat itu, memberanikan diri menggunakan lirik berbahasa sunda setelah 15 tahun Jasad terbentuk sejak 1990. Setelah berbagai panggung, lagu Getih jang Getih merupakan game IDN Toto changer bagi Jasad bahkan komunitas metal Ujung Berung yang dikemudian hari semakin memperkuat identitasnya dengan gerakan Sundanese Death Metal.

4. Burgerkill

Salah satu hits dari album Beyond Coma and Despair yang hingga sekarang masih sering dibawakan hingga sekarang. Atur Aku merupakan lagu dari band hardcore yang sangat populer pada era 1990 hingga 2000’an yaitu Puppen. Setelah Puppen memutuskan bubar, Burgerkill kemudian memutuskan untuk mengcover lagu itu dan memasukannya pada album paling fenomenal milik mereka yaitu album Beyond Coma and Despair yang dirilis pada 2006

Berbeda dengan versi aslinya, Atur Aku yang dibawakan oleh Burgerkill dapat dinyatakan lebih kaya dalam teknis layering gitar. Dengan drum yang lebih rapat serta vocal yang lebih dari sekadar shoutingBurgerkill menghadirkan kembali Atur Aku dengan lebih gahar.

5. Beside

Beside merupakan hits dari album Againts Ourselves milik band Metal Core/Melodic Death Metal yaitu Beside yang berasal dari Ujung Berung, Bandung. Dengan nuansa Power Metal pada bagian intro lagu ini, Besides menawarkan Death Metal yang bersemangat nan penuh kebanggaan.

Against Ourselves tentunya memiliki nilai lebih bagi komunitas mereka saat itu, terlebih karena album ini menandai peristiwa AACC yang monumental bagi scene Metal. Kerusuhan yang terjadi pada perilisan album Beside ini dengan jelas mengubah banyak hal, sebagaimana telah disinggung dalam artikel-artikel sebelumnya.

6. Siksakubur

Metafora menjadi pembuka album Podium yang dirilis pada 2007. Album tersebut juga sekaligus menegaskan eksistensi Siksa Kubur di ranah musik Extreme Indonesia. Setelah sebelumnya berhasil merilis Eye Cry, album paling fenomenal milik Siksa Kubur yang dirilis pada 2003.

Band dari Timur Jakarta ini, di kalangan penikmat musik Death Metal dikenal sebagai band yang selalu membuat terobosan baru dalam setiap album yang dibuatnya. Seperti pada album Eye Cry ,selain album cover nya yang unik, pattern drum yang dibawakan oleh Gorust pada album tersebut , oleh beberapa orang dapat dikatakan cukup futuristik ataupun beyond. Dikutip dari talkshow Ngobryls milik Jimi Multazzam dan Malau, gitaris Siksa Kubur yaitu Andre Tiranda mengatakan bahwa album tersebut bisa dikatakan sebagai salah satu album terpenting dalam sejarah scene Death Metal Indonesia, ia pun menuturkan bahwa Alm. Rio (Rottrevore Records) sempat mengatakan bahwa ia tidak pernah mendengar musik death metal seperti yang ada di dalam album Eye Cry, bisa dikatakan bahwa Alm. Rio pada saat itu memiliki keyakinan yang sama pada Eye Cry dengan para personil Siksa Kubur lainnya , sehingga ia berani merilis lebih dari 1000 copy.

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan