5 Alat Musik Tradisional Suku Karo

5 Alat Musik Tradisional Suku Karo – Tanah Karo yang adalah daerah dataran tinggi yang subur dan mempunyai dua gunung berapi yang masih aktif sehingga sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani. Dalam kesehariannya suku Karo banyak memasukkan unsur seni musik menjadi bagian kehidupan sehari-hari masyarakatnya.

5 Alat Musik Tradisional Suku Karo

Sebagai contoh, mereka bernyanyi untuk memanggil angin ketika “ngangin page” yaitu memisahkan padi dari sisa batang ketika panen padi atau ketika “ngeria” yaitu proses untuk memperoleh air manis atau nira dari pohon enau. Pada beberapa aktifitas lain, bernyanyi dengan alat musik tradisional adalah budaya suku Karo.

Baca Juga : 5 Alat Musik Tradisional Suku Batak Toba

1. Sarune

Alat musik tradisional karo ini di mainkan dengan cara di tiup. Adapun teknik bermain Sarune batak Karo ini sama dengan teknik bermain Sarune Batak Toba. Hanya saja penamaan yang berbeda. Di masyarakat batak Karo bukan memakai istilah “pulunama”.

Meskipun seperti itu, tetapi tetap saja memiliki arti yang sama. Alat musik ini adalah menjadi pembawa melodi dalam ansambel gendang “lima sidalanen” atau ansambel “gendang sarune”.

2. Mangkok

Mangkok juga adalah perlengkapan penting dari guru sibaso (dukun) dalam sistem kepercayaan tradisional Karo. Mangkok tersebut digunakan sebagai tempat air suci atau air bunga situs slot dana atau juga beras dalam ritual tertentu. Saat mangkok di gunakan atau dipakai menjadi alat musik dalam Gendang telu sendalanen biasanya diisi air putih biasa, tujuannya agar bunyi yang di hasilkan mangkok tersebut menjadi lebih nyaring.

3. Balobat

Balobat merupakan alat musik tradisional Suku Karo dari Sumatera Utara yang menyerupai suling dan terbuat dari seruas pucuk bambu berukuran sejengkal jari tangan. Alat musik ini bisa di mainkan secara solo dan juga dengan ansamble. Balobat mempunyai tangga nada lagu minor maupun mayor, serta mempunyai lobang nada yang terdiri dari enam buah.

4. Gendeng Singindungi

Gendang Singindungi hampir sama dengan Gendang Singanaki. Kedua alat musik ini mempunyai kesamaan dari sisi bahan, bentuk, ukuran, dan cara pembuatannya. Perbedaannya hanya pada “gendang mini” yang disebut gerantung (panjang 11,5 cm) yang di ikat di sisi badan Gendang Singanaki, sedangkan pada gendang singindungi tidak ada. Gendang Singindungi bisa menghasikan bunyi naik turun melalui teknik permainan tertentu, sedangkan gendang singanaki tidak mempunyai tehnik tersebut sehingga bunyi yang dihasilkannya tidak bisa naik turun. Masing-masing gendang memiliki dua palu-palu gendang atau alat pukul (drum stick) sepanjang 14 cm.

5. Gung Dan Penganak

Gung dan Penganak tergolong dalam jenis suspended idiophone/gong berpencu yang mempunyai persamaan dari segi konstruksi bentuk, yakni sama seperti gong yang umumnya terdapat pada kebudayaan musik nusantara. Perbedaan keduanya (Penganak dan gung) ialah dari segi ukuran atau lebar diameternya.